kekitaan

Gaji Solutions Architect AIA Indonesia Rp179.708.000 per bulan. Itu sama dengan Rp2.156.496.000 per tahun.📈

Salam #MasBro #MbakBro

Berikut rincian gaji sebagai Solutions Architect AIA Indonesia :

Job Desk

Bayangin gini, AIA Indonesia lagi butuh orang pinter buat ngerancang solution architecture di bidang IT. Gak cuma ngerti coding aja, tapi juga paham banget kebutuhan bisnis perusahaan asuransi sebesar AIA. Jadi, kerjaannya ini kayak arsitek, tapi bukan buat bangun gedung, melainkan bangun sistem IT yang powerful, andal, dan aman.

Tugasnya kira-kira begini:

• Ngasih solusi IT. Kalo ada masalah bisnis yang bisa diatasi pake teknologi, dia yang cari solusi dan rancangannya. Misalnya, gimana caranya bikin aplikasi mobile baru yang lebih cepat dan user-friendly, atau gimana sistem klaim asuransi bisa diotomatisasi biar lebih efisien. Dia ga cuma ngasih ide, tapi juga detail teknisnya sampai implementasinya.

• Ngarancang sistem IT. Dia harus bisa mendesain arsitektur sistem IT yang bisa memenuhi kebutuhan bisnis sekarang dan di masa depan. Ini termasuk pertimbangan scalability, security, dan performance. Bayangin dia kayak engineer yang mendesain jembatan, harus kuat, aman, dan bisa dilalui banyak kendaraan.

• Kolaborasi. Dia ga kerja sendiri. Dia harus bisa berkolaborasi sama tim developer, business analyst, dan tim IT lainnya. Dia harus bisa menerjemahkan kebutuhan bisnis ke dalam rancangan teknis yang bisa dipahami semua orang.

• Technical design & documentation. Dia harus bisa membuat dokumen desain teknis yang lengkap dan detail, jadi tim developer tau persis apa yang harus mereka kerjakan.

• Monitoring & improvement. Setelah sistemnya jalan, dia juga bertanggung jawab memantau performance-nya dan melakukan improvement jika diperlukan. Sistem IT itu kan dinamis, butuh perawatan dan penyempurnaan terus menerus.

Intinya, Solutions Architect AIA Indonesia ini adalah orang yang ahli di bidang IT, khususnya dalam merancang dan membangun sistem yang mendukung bisnis asuransi. Dia harus punya kemampuan teknis yang mumpuni, kemampuan komunikasi yang baik, dan kemampuan kolaborasi yang kuat. Dia harus bisa berpikir strategic dan detail sekaligus. Ga gampang, tapi pasti seru!

Skill yang Dibutuhkan

Nah, kalo mau jadi Solutions Architect di AIA Indonesia, kau butuh skill yang beragam, ga cuma jago coding doang. Bayangin, kau harus bisa menerjemahkan kebutuhan bisnis yang rumit jadi rancangan sistem IT yang praktis dan efisien. Jadi, ini gabungan hard skill dan soft skill yang perlu diasah:

Hard Skills (Keahlian Teknis):

• Penguasaan platform dan teknologi: Ini penting banget. Kalo kau ga ngerti cloud computing, database, security, dan network, sulit banget bikin rancangan sistem yang canggih dan andal. AIA pasti butuh orang yang paham berbagai platform dan teknologi yang mereka pakai, misalnya AWS, Azure, atau Google Cloud Platform.

• Keahlian design dan architecture: Kau harus bisa merancang sistem IT yang scalable, reliable, dan secure. Paham design pattern, microservices architecture, dan berbagai framework ini penting banget. Intinya, kau harus bisa bikin blueprint sistem yang detail dan rapi.

• Pengalaman dengan database: Kau harus ngerti berbagai jenis database, baik relational maupun non-relational, dan gimana cara mendesainnya agar efisien dan aman.

• Kemampuan problem-solving dan troubleshooting: Sistem IT itu pasti ada masalahnya. Kau harus bisa menemukan dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan efektif.

• Pengalaman dengan DevOps: Paham DevOps itu penting agar kau bisa memastikan sistem yang kau rancang bisa di- deploy dan di-maintain dengan mudah.

Soft Skills (Keahlian Non-Teknis):

• Komunikasi yang efektif: Kau harus bisa menjelaskan rancangan teknismu dengan jelas dan mudah dipahami oleh orang yang ga punya latar belakang IT. Ini penting buat kolaborasi sama tim lain.

• Keterampilan kolaborasi: Solutions Architect ga kerja sendiri. Kau harus bisa bekerja sama dengan tim developer, business analyst, dan stakeholder lainnya.

• Kemampuan presentasi: Kau harus bisa mempresentasikan rancanganmu dengan percaya diri dan meyakinkan.

• Kemampuan problem-solving kreatif: Kadang, masalahnya ga selalu mudah ditemukan solusinya. Kau butuh kreativitas dan berpikir di luar kebiasaan untuk menemukan solusi terbaik.

• Manajemen waktu yang baik: Projek IT sering kali punya deadline yang ketat. Kau harus bisa mengatur waktu dan prioritas dengan efektif.

Singkatnya, jadi Solutions Architect itu butuh kombinasi skill yang kuat. Ga cukup pintar coding, tapi juga harus jago komunikasi, kolaborasi, dan problem-solving. Seimbangin semua itu, baru deh jalan menuju kesuksesan terbuka lebar.

Baca Juga

Cara Menjadi

Jadi Solutions Architect di AIA Indonesia ga semudah membalik telapak tangan. Butuh persiapan matang dan strategi yang tepat. Gini nih kira-kira langkah-langkahnya:

1. Asah Skill yang Dibutuhkan: Ini poin paling penting. Kalo kau ga punya skill yang dibutuhkan, ya susah banget masuk. Fokus banget belajar cloud computing, database, design pattern, microservices, dan DevOps. Ikut online course, workshop, atau sertifikasi resmi untuk memperkuat kemampuanmu. Jangan cuma teori, coba praktik juga bikin projek pribadi. Portfolio itu penting banget!

2. Bangun Networking: Dunia IT itu luas banget. Kalo kau punya koneksi yang baik, peluangmu lebih besar. Ikut event industri, meetup, atau bergabung dengan komunitas online. Networking ga cuma soal dapat kerjaan, tapi juga soal belajar dari orang lain yang lebih berpengalaman.

3. Cari Pengalaman Kerja Relevan: Pengalaman kerja itu kunci. Carilah pekerjaan yang relevan, misalnya sebagai Software Engineer, System Engineer, atau Database Administrator. Semakin banyak pengalaman, semakin besar peluangmu. Kalo bisa, cari pengalaman di perusahaan asuransi atau financial services biar lebih relevan lagi.

4. Persiapkan Resume dan Cover Letter yang Menarik: Jangan remehin ini. Resume dan cover letter adalah “etalase” kau. Buatlah yang stand out, tunjukkan skill dan pengalaman kerjamu dengan jelas dan terstruktur. Tuliskan pencapaian yang konkret, bukan hanya sekadar tugas.

5. **Latihan *Interview*: ** Wawancara kerja untuk posisi Solutions Architect pasti ga mudah. Mereka akan menguji kemampuan teknis, kemampuan komunikasi, dan kemampuan problem-solving kau. Latihan jawab pertanyaan wawancara, baik itu teknis maupun perilaku. Cari tau juga tentang AIA Indonesia, visi misi mereka, dan tantangan bisnis yang mereka hadapi.

6. Manfaatkan Job Portal dan Recruitment Agency: Gunakan platform pencarian kerja seperti LinkedIn, Indeed, dan lainnya. Kalo butuh bantuan, kau juga bisa memanfaatkan jasa recruitment agency yang spesialis di bidang IT.

7. Bersiap untuk Proses Seleksi yang Panjang: Biasanya proses seleksi untuk posisi ini panjang dan cukup menantang. Ada tes tertulis, wawancara teknis, wawancara dengan manajer, dan mungkin case study atau presentasi. Sabar dan tetap semangat!

Intinya, ga ada jalan pintas. Butuh kerja keras, dedikasi, dan strategi yang tepat. Kalo kau konsisten belajar dan mempersiapkan diri dengan baik, peluang untuk jadi Solutions Architect di AIA Indonesia akan terbuka lebar. Semangat!

Gaji Rp 5 Juta? Sisihkan 10% aja—Rp 500.000—untuk investasi! Fakta unik: Warren Buffet, salah satu investor terhebat di dunia, memulai investasinya dengan uang saku kecil!

Masa ga mau ikuti jejaknya?

Bagikan artikel ini ke teman dan keluargamu! Mereka juga bisa dapat insight berharga dan cuan dari baca dan share artikel ini.

Mulai investasi sekarang, siapa bilang gaji kecil ga bisa bikin kaya? 🚀

Gimana nih?
Udah kebayang kan gimana serunya jadi Solutions Architect AIA Indonesia?

Masih pengen tau tulisan berkaitan Solutions Architect AIA Indonesia lainnya, cek pertanyaan Faling sering Aku ditanyaQin dibawah ini.

FAQ

Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.